Tuesday, November 4, 2008

Psy lo cho gy [pengalaman psycamp #2: 2002]

Hampir sejam lamanya kami duduk di depan warung yang sudah tutup sejak sore tadi. Dengan hanya berbekal senter dan sarung, kami duduk menunggu peserta psycamp yang kabarnya sudah sejak maghrib berangkat dari kampus.. itu berarti 4 jam yang lalu.
Berbagai kekhawatiran muncul di benak kami masing-masing, diiringi dengan argumen-argumen defensif demi menunjukkan bahwa kami masih optimis. Tiba-tiba, terdengar raungan mesin dan sorot lampu mobil dari kejauhan. Sorotnya terlalu sedikit untuk ukuran rombongan tronton. Tak lama kemudian, muncul lah sosok pemilik soot lampu itu. Hardtop milik jambrong yang diikuti satu tronton.
"Tronton yang lain nolak untuk masuk," kata bagonk yang sejak dua jam lalu turun menunggu peserta di masjid gaul bersama bimo, "mereka nunggu di belokan warung."
Tanpa menunggu perintah dexon--PJ advanced saat itu--kami langsung menurunkan isi tronton yang saat itu datang. Ada beberapa orang peserta di dalamnya. Andra, atau anes mengantarkan mereka ke lokasi perkemahan. Sementara yang lainnya, naik ke tronton untuk ikut ke tempat tronton peserta lainnya menunggu.
Sampai di tempat tronton yang lain berhenti, dexon segera berbicara dengan para sopir tronton-tronton itu. Sementara kami segera meminta para peserta untuk kembali kepada kelompok trontonnya masing-masing. Setelah mengetahui bahwa para sopir tadi menolak untuk terus naik dengan alasan tidak areanya tidak mungkin untuk ditembus, kami segera meminta peserta untuk mengeluarkan barang-barang mereka dari tronton. Tai lah para sopir itu... sok ngeluarin alasan teknis. Bilang aja ga berani. Titik! Kalo gitu kita juga bakal ngerti.
Sementara barang-barang keperluan panitia, seperti konsumsi dan peralatan masak, dibawa ke lokasi dengan memanfaatkan mobilnya jambrong, pada peserta diantar dengan berjalan kaki. Lumayan dekat kok. Ada sekitar 2 kilometer dari titik perhentian tronton BLE'E tadi. Kurang lebih seperti berjalan dari psiko ke mesjid ui pake lingkar luar, trus belok kiri, lurus, trus belok kanan di pertigaan sastra, sampe di ujung belok kiri dan tempuh lagi lingkar luar ampe psiko. Dekat kan?!
Rombongan peserta terakhir tiba di lokasi bersamaan dengan terbitnya matahari. Mungkin memang tidak sempat istirahat, tapi kan mereka bisa langsung sarapan! Cukup menguntungkan dibanding peserta lain yang harus menunggu lama untuk dapat sarapan, saking lamanya sehingga bisa sampe tidur.
Singkat cerita, karena insiden tronton tadi ada beberapa kegiatan yang dibatalkan untuk memberikan kesempatan beristirahat bagi para peserta. Kegiatan baru berjalan sekitar pukul 9 pagi. Ada acara role play yang kemudian dilanjutkan dengan makan siang dan baksos. Tahun itu saya memilih untuk tidur dan tidak ikut baksos.

Ada satu peristiwa yang lucu bagi gue. Ketika gue berjalan dari dapur sehabis mengambil jatah makan siang, gue mendengar ada peserta yang mengeluhkan betapa tidak enaknya makanan. Ketika gue tanya ga enak apanya, dia jawab ga enak karena ga jelas bentuknya. Ga jelas? Ga jelas apanya ya? Ada nasi, nugget, tahu, sayur, kering tempe. Dan semuanya memiliki bentuk yang berbeda. Lalu kalo soal rasa? Well honestly, untuk seminggu terakhir itu adalah makanan terenak yang pernah gue dapet. Dari segi rasa maupun bentuknya! Mulai dari nasi hingga lauknya. Nasinya jelas-jelas nasi, tidak lagi rancu antara beras dan nasi. Jelas bukan lagi nasi liwat. Andai para peserta tahu makanan seperti apa saja yang beberapa hari terakhir ini kami rasakan, tentunya mereka akan sangat menikmati makanan siang itu dengan lahap.

Pulang baksos, peserta memiliki waktu luang yang sangaaaaattt panjang. Anehnya, tidak ada yang mengisi waktu luang itu dengan tidur. Mereka berkumpul di tengah lapangan, tepatnya di batu besar yang sejak hari ke-2 advanced pengen gue ledakin lantaran gemes! Melihat itu, gue turun dari perkampungan advanced untuk ikut bergabung duduk-duduk di batu besar itu. Banyak yang nongkrong di situ. Mulai dari pakde [80an ya] ampe adi'02. Yang dikerjain di situ juga banyak, bengong bareng, tidur-tiduran bareng, nyanyi bareng, tebak-tebakan bareng, tapi ga ada yang mandi bareng.
Menjelang sore, para angkatan baru dikumpulin untuk briefing singkat mengenai jurit malam. Abis briefing, mereka makan malam. Sementara mereka briefing dan malan malam, gue beserta advanced lainnya sibuk nyiapin kambing buat diguling.
Jurit malam pun dimulai. Gue ga beranjak dari lokasi. Tahun itu, dipan, alfin, andra, anes, dan gue bertanggung jawab terhadap kambing guling. Anes yang ga tahan dengan kambing, lebih sering berada di tenda daripada di dekat-dekat kambing. Alfin juga sering ilang. Yang bertahan bertiga doang, ditemani bagong ama bimo.
Para peserta jurit malam sudah berdatangan. Kambin gguling belum juga selesai.. pastinya dong, kalo uda selesai itu pasti beli deh, bukan bakar sendiri! Sampai akhirnya peserta dikumpulkan semua untuk latihan YELL GUYS!, kambing baru setengah matang. Sambil mengipas-ngipas bara, gue ngeliatin anak 2002 yang serius banget teriak-teriak, ngeliatin andra dan westy yang tahun itu memulai debutnya sebagai jendral. Kambing pun matang. Langsung dibawa ke dapur buat dipotong-potong. Ketika sedang memotong kambing yang kedua, terdengar teriakan-teriakan anak 2002 yang menandakan bahwa latian sebentar lagi akan selesai. Mereka sedang masuk sesi pemilihan jendral-jendril.
Satu per satu anak 2002 diuji coba kekuatan teriakannya. Satu persatu mereka melakukan YELL GUYS!. Sampai tibalah pada giliran si manusia botak yang katanya mirip striker perancis. Pemuda ini... ya, dia cowok... sebut saja namanya hans [bukan nama sebenarnya], melakukan blunder yang bisa dibilang melegenda. Dengan ekspresi serius, hans mengeluarkan suara lantang: "psi, psy , ......" teriakannya nampak sempurna di awal, namun kemudian ".... psyLOCHOgy!!"
Kontan semua yang ada di situ tertawa. Tertawa mendengar teriakannya, tertawa melihat tampang plongonya yang kebingungan. Blundernya itu tentu membuat dia lantas dicoret dari daftar calon jendral dengan segera. Dicoret, ditipek, dan segera dilupakan namanya sebagai calon jendral.
Setelah pemilihan yang alot, sealot para pelatihnya, latihan YELL GUYS! menghasilkan dita si toa sebagai jendral sekaligus jendril untuk angkatan 2002. Dilihat dari fisiknya [kecuali tampang ya] kayaknya ga akan ada yang percaya dia mampu jadi jendral. Tapi ketika melihat tampangnya ditambah mendengar gelegar suaranya, ga akan heran deh kenapa angkatan 2002 cuma punya satu jendral.
Jam 5 pagi pun kambing mulai digelar dan dibagikan. Anes, seperti tahun sebelumnya, memilih untuk hanya diam duduk. Dia alergi kambing. Jam 6.30 pagi angkatan non-2002 berkumpul di dekat tungku api unggun. Gitar pun mulai dibunyikan, dari intronya jelas lagu apa yang akan dinyanyikan: Kopi Seember. Tidak sampe 30 menit, anak 2002 sudah menyiapkan kopi seember di dekat tungku api unggun. Aahhh... nikmatnya. Ini adalah kali pertama gue merasakan kopi seember bukan sebagai anak baru. Nikmat, walo rasanya ga karuan.
Siang hari tiba, saatnya beres-beres. Westy, selaku PJ perlengkapan, mempercayakan beres-beres ke advanced. Dexon, selaku PJ advanced, menyerahkan tangggung jawabnya ke gue karena gue adalah perlapnya advanced. Sial!

Kalo gue ingat-ingat, barly adalah orang yang bertanggung jawab kenapa gue menjadi perlap advanced--posisi yang kemudian mempengaruhi keberadaan gue di kampus. Dengan ringannya, barly ngangkat jarinya untuk nunjuk gue sambil ngomong, "mon, lu perlap advanced!" Ga ada yang berani membantah, termasuk dexon, lantaran tahun sebelumnya dia lah yang jadi perlap advanced.
Kalo gue pikir-pikir, jabatan tersebut membuat gue jadi kecanduan di bidang perlap. Gimana enggak? Tanggung jawab lu ga sebesar PJ bidang apapun bahkan PO tapi lu bisa belajar banyak tentang tugas mereka, uda gitu hubungan mereka dengan pemegang jabatan itu layaknya simbiosis mutualisme... berani ngasih gue perintah dan mau nurut kalo gue kasih perintah balik. Enak. Walo ada sedikit rasa penyesalan juga sih, terutama karena jabatan itu membuat gue punya attachment yang kuat sama peralatan psycamp. Gue sering merasa sedih dan sempat juga nangis ngeliat kondisi barang-barang peralatan psycamp yang tergelak gitu aja di gudang senat, ga ada yang ngurusin apalagi para penghuni ruang senat yang selalu bersikeras mengklaim itu adalah barang milik senat. Well... it happens every year. Ngumpulin duit banyak-banyak, ubeg-ubeg pasar dari pagi, dapet tuh barang, belajar cara pakenya, trus beberapa bulan kemudian jadi rongsokan ato uda ga jelas di mana rimbanya setelah dipake buat acara lain oleh senat.. tahun depannya, ngumpulin duit lagi banyak-banyak buat beli barang yang sama. Yeah.. it happens every year. Fuck, man! Jangan mentang-mentang kampus kita ada banyak kucing, terus kita ikut-ikutan jadi kayak kucing yang ga pernah belajar dari kesalahan.

Seperti sudah menjadi kebiasaan, beres-beres selalu ditutup dengan foto-foto bersama. Seusai sesi foto, gue membagi jatah barang yang musti dibawa oleh masing-masing kelompok tronton.
Pulang!

*************************

1. Beberapa hari kemudian, pas menata peralatan di gudang senat, gue tidak berhasil menemukan flying-sheets yang barly dan gue pake buat atap dapur. Sampai detik ini gue ga pernah tahu di mana barang itu berada.
2. Tahun ini adalah pertama kalinya gue ikut advanced. Ikut sibuk survey psycamp [sebenarnya catatan nomor 2 ini aslinya lebih bercerita mengenai pengalaman advancednya, tapi biar ga terlalu subjektif gue cut aja bagian advancednya].
3. Dari lima orang advanced 2001: dipan, alfin, andra, anes, dan gue; sebelum kerja bareng di advanced, kami tidak tergabung dalam peer yang sama dan bahkan kami peerless. Setelah advanced tahun itu, kami tetap ga pernah bareng gabung satu peer hingga kini. Ga sudi!

No comments:

Post a Comment