Friday, November 7, 2008

haru, duka, dan cinta [pengalaman psycamp #3: 2003]

[Selasa, sekitar pukul 11an malam. Sagalaherang]
Kali ini gue ga ikut berangkat advanced. Ada kendala dengan satu mata kuliah. Advanced berangkat setelah berhasil mendapatkan dispensasi uts susulan, mengingat mereka berangkat pada pekan uts. Gue juga sebenarnya juga dapet dispensasi itu, namun sialnya mbak tya bersikeras tidak memberikan dispensasi itu ke gue untuk kuliahnya, D5. Alhasil, gagal deh gue ikut advanced. Sialnya lagi D5 itu ujiannya hari Kamis. Kalo Senin kan gue bisa nyusul advanced dengan tenang. Nah ini?

Selasa sore jam 5 gue berangkat dari kampus ke gudang Kostrad untuk ketemu prajurit yang mo nganterin tenda pleton ke lokasi. Gue akan dia ke sana. Di jalan, gue menjemput beberapa item dulu: vemmy dan genset dari bowo. Setelah keduanya berhasil gue dapatkan, langsung deh tancep ke lokasi. Jam 8an dari pintu tol jatibening.
Tronton yang gue tumpangi langsung tancep gas ga pake babibu lagi. Jarak yang biasanya ditempuh 4 jam bisa dia lalui kuran dari 3 jam. Jam 11 kurang sudah sampai di gerbang perkebunan teh. Lokasi psicamp tahun itu ada di dalam hutan teh.. bekas perkebunan teh yang sekarang sudah dipakai lagi dan pohon-pohonnya dibiarkan tumbuh tinggi, keren banget! Begitu sampe, langsung gue mencoba menghubungi salah satu advanced yang ada di sana, pae hp baru gue. Tahun itu pertama kalinya gue punya hp, hasil gaji pertama kerja di tki bareng bang pe. Alfin yang berhasil gue hubungi.
Tim advanced menunggu di 'pintu masuk' hutan teh yang letaknya tuh ada di belakang kebun teh. Gue langsung meminta sang prajurit untuk memacu trontonnya lagi ke titik itu. Ga ada 10 menit, gue ketemu dengan advanced yang sudah menunggu dengan tampang kucelnya. Asli gue iri berat dengan mereka. Iri yang bercampur perasaan tidak enak karena sama sekali tidak bisa membantu.
Tanpa basa-basi, langsung mereka, vemmy, dan gue menurukan tenda. Setelah semua barang diturunkan, termasuk genset, mereka menyalami gue dan dengan tegas melarang gue untuk bantu ngangkut tenda ke lokasi walau cuma bawa satu buah pasak.
"Pulang aja lah, mond," kata dipan yang waktu itu jadi PJ advanced, "kalo lu ke lokasi, jamin deh lu ga akan niat balik lagi ke depok. Lagian mending lu bantu paije di depok." Paije alias efi adalah PO-nya dan kebetulan saat itu gue adalah WAPO.

[Rabu, sekitar jam 11 siang. Terminal kampung rambutan]
Dipan betul banget. Alfin, anes, dipan, andra, dan dexon memandangi gue yang menatap mereka sambil menangis. Gue yakin mereka butuh tenaga gue, tapi mereka bersikeras untuk lebih baik bilang ENGGAK ke gue.. dan gue tahu mereka benar.
Maka berangkatlah gue kembali ke depok bersama sang prajurit. Sampe di kostrad jam 9 pagi. Kami sempat berhenti di pinggiran tol untuk tidur sekitar jam 3 pagi. Dari tempat itu gue memutuskan untuk tidak menampakkan diri di kampus. Semua panitia, kecuali efi dan anom, ngertinya tuh gue ikut advanced. Lagipula para dosen, kecuali mbak tya dan mas budi hartono, taunya gue ikut advanced juga, makanya mereka ngasih dispensasi. Kalo sampai gue terlihat oleh dosen-dosen itu, bisa berabe gue. Lebih baik gue pulang. Makanya sekarang gue terpuruk di terminal ini.

[Beberapa minggu sebelumnya. Sore hari. Sekitar akademos dan kantin]
Lobi dengan PO psau menemui jalan buntu. Dia bersikeras tetap menjadikan acara keagamaan sebagai penutup prosesi. Dia menolak dengan halus ajakan kami untuk menjdaikan psycamp sebagai penutup prosesi, kembali seperti di tahun 90an. argumen kami sederhana: psau dan prosesi merupakan kegiatan pengenalan dunia kampus kepada mahasiswa baru dengan visi menjadikan mereka sebagai satu angkatan yang solid. Namun kenapa lantas acara puncaknya, yaitu penutupnya, bukannya diadakan suatu kegiatan yang mengusung kebersamaan namun lantas diadakan kegiatan yang memisah-misahkan mereka. Mengusung kebersamaan sih memang, kebersamaan sebagai kelompok. Bukan kebersamaan sebagai anak psikologi ui. Lagipula, tambah gue ke sang PO psau, kalo memang kelompok-kelompok keagamaan itu mau ngadain acara perkenalan dan inisiasi, kenapa juga ga mengadakan sebagai kegiatan mandiri di luar prosesi. Dengan argumen itu, dipan, dan gue nawarin psycamp. Satu kegiatannya jelas untuk semua kalangan, bahkan termasuk karyawan. Dua, panitianya juga uda siap sehingga panitia psau ga usah repot lagi. Namun, tawaran itu ditolaknya dengan alasan tidak mungkin membatalkan acara keagamaan.
Obrolan gue dengan pengurus senat hampir tidak membuahkan hasil apa-apa. Gue dengan tegas menolak klaim mereka atas perlengkapan psycamp. Argumen dibalik klaim mereka jelas: psycamp adalah kegiatan senat, jadi perlengkapannya jelas milik senat. Argumen gue cuma dua: [1]. yang ngumpulin duitnya siapa? tapi lupakan argumen itu; [2]. ada ga pihak senat yang dengan jelas mengurusi barang-barang di gudang senat? Gue nawarin agar barang-barang itu diurus oleh advanced psycamp, dengan catatan ga boleh dipake panitia kegiatan lain tanpa ada ijin, mengingat biasanya habis dipake trus ga balik lagi tuh barang-barang, atau jika balik juga udah ga utuh lagi.
Argumen gue ditolak mentah-mentah. Perang mental pun tidak dapat gue hindari. Emang uda tabiat gue kayaknya yang ga pernah tahan ngeliat orang-orang yang saking patuhnya sama birokrasi jadi gila hormat. Ga heran gue, kenapa wiwit [SC psycamp 03 bareng ama moko] sempat nangis memperjuangkan psycamp. Jadi taulah gue gimana apa yang dirasakan wiwit dan moko waktu berjibaku otak memperjuangkan psycamp di raker senat. Celetukan dan kalimat-kalimat tanggapan yang keluar dari mulut gue pun makin tajam dan makin jelas mencela.
Yang bikin gue puas adalah keputusan senat yang kemudian menentukan bahwa uang sisa dari kegiatan senat, tidak sepenuhnya harus menjadi milik senat. Hanya sekitar 30% yang harus disetor ke senat. Itu kalo ada sisa. Sempat gue mo nanya gimana kalo yang ada itu utang? Apa senat juga mo ikut nanggung? Tapi untungnya pertanyaan itu ga sempat keluar, mengingat gue yakin psycamp ga akan defisit.. dan keyakinan gue terbukti.

[Jumat, sekitar jam 3 siang, di akademos]
Mas ito, dekan saat itu, memberikan sambutan yang sekaligus menjadi pidato melepas keberangkatan rombongan psycamp. setelah itu, giliran efi sang PO. Abis itu gemala, sang PJ acara, melakukan briefing keberangkatan. Gue cuma bisa duduk diam di belakang mereka sambil memandangi peserta yang terlihat tidak sabar untuk berangkat.
Beberapa menit sebelum berangkat, gue menghampiri efi hanya untuk menenangkannya. Dia terlihat panik dan tegang, mengingat sehari sebelumnya alfin mengabarkan bahwa lokasi terendam banjir.
"Tenang, jeh. Alfin itu hiperbolis. Lokasi kan lebih tinggi dari sungai. Jauh lebih tinggi. Ga akan mungkin deh kebanjiran," kataku sambil mengelus kepalanya.

[Jumat. Depok - Sagalaherang]
Hujan menerpa kami sepanjang perjalanan. Tronton yang kami tumpangi semuanya memiliki atap yang yang penuh 'bintang' alias bocor. Alhasil di sepanjang perjalanan, para penghuni tronton sibuk mengakali atap trontonnya, dari yang mulai pake labkan sampe melapisinya dengan ponco ato raincoat yang tentunya mereka bawa sendiri-sendiri.
Memasuki purwakarta kepanikan efi menjadi. Datang kabar dari alfin lagi. Kabar buruk. Advanced yang diterpa hujan selama 3 hari berturut-turut mengabarkan bahwa jalan masuk lokasi sama sekali tidak bisa dilalui. Banjir. Efi menunjukan sms itu ke gue yang duduk di depannya. Taik lah si alfin. Kenapa juga ngirimnya ke efi bukannya ke gue. Bikin susah gue aja lu dung!

[Jumat, sekitar jam 9 malam. Lokasi psycamp]
Seperti tahun-tahun sebelumnya, perjalanan berhenti sejenak di depan kantor polisi sagalaherang untuk menunjukan surat ijin jalan dari kepolisian depok dan dari pihak kampus. 30 menit kemudian kami tiba di titik untuk menurunkan peserta. Titik yang sama dengan waktu gue nurunin tenda.Para advanced sudah menunggu kami di situ, minus dexon.
Dipan, alfin, dan anes langsung menemui efi dan gue. Kasih laporan singkat soal lapangan. Mereka bertiga sempat menemui gue personal, tanpa sepengetahuan efi. Dari situ gue tahu kalo berita terakhir dari alfin itu benar adanya. Mereka meminta gue untuk memandu rombongan tronton pertama ke lokasi.
Jalur ke lokasi terasa sangat berat ketika memasuki tanjakan terakhir. 10 meter dari lokasi. Air dari sungai yang menjadi elemen penyambut para peserta meluap. Yang tadinya hanya semata kaki meluap hingga sepaha. Untungnya alirannya tidak deras sehingga masih bisa dilalui dengan aman.
Mobilisasi peserta berlangsung sekitar 90 menit. Advanced dan anak perlap masih sibuk 60 menit setelahnya untuk memobilisasi barang-barang. Gue kali ini tidak dilarang ikutan.

[Jumat tengah malam hingga Minggu siang. Lokasi]
Acara psycamp selama 3 hari dibuka dengan aksi advanced mendirikan satu tenda pleton. Tenda itu sempat mereka dirikan namun tiang tengahnya patah sehingga terpaksa mereka rubuhkan lagi. Setelah tiang penggantinya datang bersama peserta barulah, tenda itu bisa didirikan lagi.
Kegiatan psycamp tahun itu berlangsung di tengah hujan lebat. Setiap hari hujan turun lebat mulai pukul 3 siang hingga 5 sore, dan gerimis dimulai lagi pukul 7 hingga tengah malam. Untungnya hal itu tidak kegiatan. Salut gue sama anak acaranya: gemala dan kawan-kawan, thanks berat!
Hujan membuat anak acara harus memutar otak memodifikasi jadwal. Jurit malam ditiadakan. Kegiatan lebih difokuskan ke dalam tenda. Entah apa yang merasuki para anak acara sehingga mereka bisa berkreasi dengan lancarnya. Mulai dari chopstick, tebak-tebakan foto, nyanyi bareng, cerita-cerita garing.... asli, mereka hebat banget. Kerja keras anak acara tidak percuma. Semangat para peserta tetap tinggi. Api unggun yang diiring gerimis tetap dikerumuni dengan antusias. Anak 2003 tetap bersemangat menyumbangkan pertunjukan musik yang keren abis.
Kerja keras mereka juga tidak membuat hasil kerja para humas sia-sia. Berkat humas yang cerewet, banyak angkatan bangkot yang dateng. Bukan itu aja, angkatan gue sendiri aja, yang ga suka kemping, berhasil diajak ikut. Angkatan bangkot banyak yang dateng sabtu malam. Kehadiran mereka kurang lebih memberikan dorongan untuk para peserta untuk tetap bersemangat. Gimana enggak. Di tengah hujan deras, mereka malah asik bikin shelter di dekat api unggun trus duduk main-main gitar sambil teriak-teriak. Masak kalah sih ama yang tua?
Jurit malam yang ditiadakan langsung digantikan dengan latihan YELL GUYS!. Sekitar 4 jam latihan itu berlangsung. Dari 2003 terpilih Rendi sebagai jendral dan Faya sebagai jendrilnya. Latihan selesai sekitar jam 2 pagi, langsung disambung ama makan kambing guling dan cerita-cerita serta nyanyi-nyanyi ampe pagi. Gue milih untuk tidur... mencari kehangatan.
Minggu paginya, mas ito dan mas budi datang. Gimana ga seneng, coba?
Setelah makan siang, kami langsung beres-beres dan foto-foto. Abis itu langsung mobilisasi ke desa. Baksos diadakan sesuai rencana, yaitu menjelang kepulangan dengan pemikiran agar kegiatan bisa fokus di lokasi psycamp mengingat jaraknya yang jauh dari desa. Selesai baksos dan ramah tamah dengan para penduduk desa, rombongan pun melaju menuju depok.
Advanced memilih tinggal untuk menunggu kedatangan tronton barang.

[Minggu sore. Sagalaherang - Depok]
Sampai di spbu depan tol purwakarta, anom mengabarkan bahwa tronton barang tidak berangkat. Spontan, efi dan gue memutuskan untuk mengosongkan satu tronton yang ada saat itu. Para penghuninya disebar ke tiga tronton lainnya. Lalu, bersama dengan anom, tronton itu diberangkatkan kembali untuk menjemput advanced dan barang-barang.
30 menit setelah keberangkatan anom, tiga tronton sisanya berangkat ke depok.

[Minggu, sekitar pukul 9 malam. Parkiran psiko]
Peserta tiba dengan selamat.
Setelah ucapan terima kasih dari efi, kegiatan psycamp ditutup dengan hymne psikologi dan YELL GUYS!.

"3 jam setelahnya"
Anom dan advanced masuk di parkiran psiko. Dengan dibantu anak-anak yang masih ada di kantin, barang-barang dimobilisasi ke gudang psycamp.
Abis itu, anom, efi, gue, dan advanced kumpul lagi di parkiran. Nyanyiin lagi hymne psikologi dan... andra pun maju... YEEEEEELLLL GUUUUUUUUYS!!!
Pertama dan terakhir kalinya gue melakukan yell guys sambil nangis.

******************************************************

catatan:
proses persiapan psycamp tahun 2003 membuat gue ngerti banyak tentang sejarah psycamp, apa dan mengapanya. gue juga jadi tahu banyak soal perpolitikan kampus saat itu, pergerakan-pergerakan tai di dalamnya.. membuat gue yakin untuk kukuh menjadi oposan senat.

many thanks to:
1. anom, PJ transport
2. para senior yang dateng hari rabu ke lokasi untuk bantuin advanced: vemmy, andrie daniel, jambrong, bang pe, dll
3. anak-anak acara: gemala, dkk
4. anak-anak humas: bob, dkk
5. sc tercinta: wiwit dan moko
6. tim perlap: unyil o2... sendirian lho
7. Efi, sang PO
8. tim advanced paling tangguh yang pernah gue lihat: dipan o1, anes o1, andra o1, alfin o1, dexon 00, jefri o2, bram o2, adi o2, freda o1, geni kki o1, tewe o1, pangeran kki 00/eks 04 [.. siapa lagi ya?]

Untuk cerita lengkap pengalaman advancednya, bisa liat di LPJ psycamp 2003. Dipan bercerita banyak di situ. Atau langsung minta filenya di dipan [kalo masih ada].

No comments:

Post a Comment